7 Barang spele yang berharga mahal pada masa lalu - sangat mencengangkan

barang spele berharga mahal

Tahukah anda bahwa barang-barang yang tergolong murah dan kita gunakan saat ini ternyata pada masa lalu memiliki harga yang cukup tinggi. Pasalnya, pada masa itu produksinya belum sebanyak saat ini dan bisa dikatakan barang tersebut tergolong langka. 

Tapi apa saja sebenarnya barang-barang tersebut?

Yuk, simak ulasannya 7 barang spele yang berharga mahal pada masa lalu berikut ini

1. Lada Hitam

inilah barang spele yang berharga mahal pada masa lalu

Pada masa kini lada hitam sudah sangat familiar, mungkin disetiap dapur rumah tangga barang ini termasuk kategori wajib ada dan tentunya dengan harga yang terjangkau. Entah untuk penyedap makanan atau hal lain yang memungkinkan untuk memakai lada hitam. Jika kita sedikit bernostalgia tentang lada hitam, tentunya akan berbeda ceritanya dengan masa sekarang.

Pada abad pertengahan dimana saat itu jalur perdagangan masih menggunakan jalur sutra, lada hitam adalah produk yang paling berharga di benua Eropa yang mana cara mendapatkannya belum diketahui. Pada saat itu para pedagang dari Venesia menemukan cara mendapatkan lada hitam, sehingga mereka bisa mematok harga seenak hati dan tidak tetap yakni bisa semakin meninggi kapan saja.

Pihak Eropa sudah sangat lelah telah dipermainkan oleh pedagang Venesia karena harga lada hitam, maka mereka memutuskan untuk mencari sendiri lada hitam ke tempat asalnya. Dimulailah era perjalanan seperti Christoper Columbus, Sir Francis Drake, dan juga Vasco de Gama.

Suatu hari Columbus mengisi penuh kapalnya dengan yang ia yakini lada hitam. Ia membawa barang tersebut dari Hindia Belanda ke Spanyol. Setelah sampai ke tujuan, ternyata barang tersebut bukan lada hitam melainkan bubuk cabai kering yang tak ternilai harganya.

2. Garam

barabg spele berharga mahal

Garam adalah bumbu masakan yang ditemukan hampir diseluruh peradaban. Diperkirakan kemunculannya sejak jaman Neolitikum. Tapi penggunaan rasa asin pada makanan telah dilakukan oleh manusia sejak seribu abad sebelum neolitikum. Sebelum ditemukan cara memproduksi garam, manusia memberikan rasa asin pada makanan dengan menggunakan air laut, akan tettapi rasa asin tersebut akan menguap dan hilang setelah masakan selesai dipasak.

Garam mulai diproduksi secara masal diperkirakan sejak milenium pertama sebelum masehi, dimana saat itu sudah berdiri pemerintahan administratif di China, Dinasty Ptolemy di Mesir dan Dinasti Sekulus di Persia.

Pada masa Romawi kuno harga garam sangatlah mahal. Saking mahalnya sampai-sampai bisa dipakai untuk menggaji pekerja dan prajurit dengan salarium. Istilah salarium dalam bahasa latin yang maksudnya adalah garam itu dipakai untuk gaji yang kemudian diambil dalam bahasa Inggris Salary. Tetapi dalam bahasa Inggris kuno garam artinya Sealt, jika kita hilangkan dua huruf terakhir akan menjadi Sea yang artinya adalah laut. Mungkin maksudnya air laut itu asin dan garam berasal dari laut.

3. Biji Pala

barang yang mahal pada masa lalu

Pala merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi.

Columbus berkeliling dunia hanya untuk mencari biji pala, untuk kemudian dibawa ke Eropa. Konon harga biji pala saat itu seharga dengan emas dan merupakan komoditas yang paling dicari dan paling mahal. Saking mahalnya Belanda dan Inggris memperebutkan kepulauan Banda lewat penjajahan hanya untuk menguasai sumber Pala.

4. Tomat

barang yang tidak penting tapi mahal

Tomat nyaris selalu ada dalam resep masakan dunia seperti piza, pasta, saus dan juga sambal yang ada di meja makan. 

Kali pertama tomat dibudidayakan oleh bangsa Maya didatangkan ke Eropa pada abad ke-16. Meski Italia dan Spanyol segera menggunakan, tetapi wilayah lain di Eropa memilih waspada. Pasalnya tomat masih satu famili dengan Nightshade (Kelompok tanaman yang beranggotakan spesies beracun). 

Akibatnya buah yang berwarna merah ini jarang ditemukan di Eropa maupun benua Amerika, karena belum menyebar luas hingga pertengahan abad ke-18.

Pada awal munculnya koloni di Amerika, tomat seakan menjadi tanaman anggrek yang langka pada masa kini. Tomat menjadi barang yang berharga dan sangat langka sehingga ditanam hanya untuk nilai estetikanya.

Sampai-sampai orang pada saat itu menulis puisi tentang tomat, sperti manusia pada saat ini menulis sajak tentang mawar.

5. Keramik dan Piring Pecah

barang tidak penting tapi mahal

Di Jepang keramik yang pecah bisa lebih berharga dari pada keramik yang masih utuh. Sekitar abad ke-15 pemimpin militer Jepang Sei-i Taishogun mempekerjakan sejumlah pengrajin yang memiliki kemampuan pemperbaiki tembikar yang pecah dengan teknik estetis.

Namanya Kintsugi adalah teknik menyatukan keramik yang pecah dengan resin berwarna emas.

Seni tersebut sesuai dengan gagasan Wabi-Sabi yaitu menemukan keindahan dibalik ketidak sempurnaan.

Pada era sebelum kekuasaan klan Tokugawa dan periode Edo, Kinstugi adalah seni yang mewah dan diperlukan uang yang banyak untuk mendapatkan seni tersebut. 

Cara itu masih dipraktekan sampai sekarang dengan bermacam-macam teknik, namun hasilnya sudah tidak dianggap bernilai tinggi.

6. Buku

barang spele yang berharga mahal

Mungkin saat ini buku tidak terlalu berharga atau sebagian orang sudah meninggalkan buku dan berganti ke ebook. Tetapi pada masa lalu buku adalah barang yang sangat berharga.

Sebagai orang yang bertanggung jawab atas mesir, simbol status terbesar Ptolemy III (Ptolemeus III) adalah perpustakaan Alexandria yaitu koleksi buku terbesar dunia pada saat itu.

Konon perpustakaan ini mempunyai 700.000 koleksi gulungan Papirus. Para penguasa mesir sangat bersemangat untuk memperbanyak koleksi mereka, sampai-sampai mereka perintahkan prajurit untuk menggeledah tiap kapal yang masuk hanya untuk memperoleh naskah.

Jika ada naskah yang ditemukan, mereka akan menyimpan yang asli dan memberi upah kepada pemiliknya.

Suatu hari, Ptolemy III meminjam buku drama klasik Yunani yang tak ternilai harganya dari Athena : Sophocles, Euripides, dan Aeschylus untuk disalin. Tentunya pihak Athena meminta jaminan berupa 15 Talen perak, jumlah yang sangat besar dengan nilai sekarang.

Tetapi Ptolemy III rela kehilangan uang yang sangat banyak dibandingkan dengan mengembalikan buku tersebut.

7. Alumunium

barang spele harga mahal

Pada tahun 1884 harga 28 gram alumunium mencapai US$1, sungguh harga yang sangat mahal pada saat itu dan ditambah lagi biaya pekerja. Rata-rata waktu yang dibutuhkan pekerja untuk menghasilkan 28 gram alumunium minimal 10 jam kerja. Akibatnya alumunium menjadi semacam simbol status kemakmuran.

pemerintah federal AS bahkan menugaskan agar Washington Monumen dibuat dari alumunium, untuk menunjukan kekayaan dan kekuasaan Amerika kepada Dunia.

 Itulah 7 barang spele yang berharga mahal pada masa lalu, semoga bermanfaat.

Baca Juga
sibyan Hallo... Terimakasih telah mampir, mari masuk... Saya kepengen jadi penulis, jadi saya kelola blog sederhana ini untuk latihan menulisnya. Jangan lupa tinggalkan jejak dikomentar ya, untuk memperbanyak tali persaudaraan. Have a nice day :)

6 Responses to "7 Barang spele yang berharga mahal pada masa lalu - sangat mencengangkan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel